Laman

Selasa, 31 Juli 2012

Mereka Pasti Bisa!

   Sabtu 7 Juli 2012, saya mendapatkan kesempatan mengunjungi sebuah daerah di tengah Kalimantan, yaitu Palangkaraya. Sebuah kota yang rimbun akan pepohonan, bersih dari gedung-gedung pencakar langit dan bebas dari penatnya hiruk-pikuk kemacetan. Tujuan utama saya mendatangi kota yang damai ini adalah untuk memantau jalannya seleksi masuk sebuah instansi pendidikan tinggi terkemuka di Indonesia yang memang membukakan pintu masuk bagi putra-putri daerah terbaik untuk mengenyam pendidikan disana. kembali kepada atmosfer ketentraman kota ini, hari itu saya beserta tim dari Jakarta berkunjung ke kantor dinas pendidikan daerah tersebut, tempat dimana masa depan pendidikan anak-anak Palangkaraya diperjuangkan disini. Kedatangan kami untuk berkordinasi kepada panitia setempat terkait pelaksanaan ujian tes masuk keesokan harinya.

  Satu jam berlalu kami rapat dengan panitia lokal daerah setempat yang memang terdiri dari para guru sekolah Menengah Atas di kota ini. Tersirat dari kerutan wajah para guru ini, betapa kerasnya usaha mereka untuk mencerdaskan putra-putri daerah dengan mentransfer segenap ilmu yang dimiliki, dari mata mereka terpancar keikhlasan perjuangan mendidik bibit-bibit unggul negeri ini. Tiba waktu saya memasuki  ruangan untuk bertemu dengan para peserta ujian, yang tentunya adalah putra-putri terbaik daerah ini. Entah mengapa ketika saya melihat wajah-wajah mereka, jauh dari ekspektasi yang saya harapkan. Wajah mereka nampak tegang, raut-raut muka pesimistis lebih mendominasi ruangan kala itu. Sepatah dua patah kata pembuka telah disampaikan ketua tim kami, dan tibalah saya memberikan sambutan. Memang sengaja saya memberikan sambutan dan pembawaan yang sedikit tidak formal, ingin sekedar memecah kebisuan atmosfer di ruangan ini, dan lumayan berhasil melihat sebagian dari mereka mulai tersenyum kecil pertanda mereka menikmati pembawaan saya. Dalam pidato singkat ini, oh tidak, mungkin lebih tepat dalam sharing singkat ini, seperti yang telah diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945 "Bahwa pendidikan adalah hak semua warga negara Indonesia", saya menegaskan kepada mereka bahwa siapapun, dari asal manapun, dan dari golongan masyarakat apapun mereka berhak untuk mengenyam pendidikan, tidak boleh ada satu hal pun yang membatasi seseorang untuk mendapatkan pendidikan. Sebagai putra-putri Palangkaraya terbaik tunjukkan bahwa kalian mampu untuk menggapai mimpi kalian, mimpi yang selama ini dianggap remeh oleh sebagian orang kota, mimpi yang mungkin hanya boleh dimiliki kalangan-kalangan tertentu saja.

  Dan alhamdulillah seketika itu atmosfer ruangan ini berubah, yaa atmosfer optimistis, atmosfer yang penuh dengan semangat kemenangan untuk menaklukan mimpi mereka yang selama ini mereka anggap tabu. Mengenakan Almamater Jaket kuning. Sebagai penutup, menggunakan kutipan yang sering digunakan kakak-kakak senior dulu sebelum saya memasuki kampus ini juga, "selamat berjuang untuk esok hari, dan saya tunggu kedatangannya di kampus perjuangan", serentak semangat mereka langsung meletup-letup tak sabar untuk mengalahkan ribuan pelajar Indonesia lainnya untuk menjadi bagian dari keluarga besar Kampus Perjuangan.

  Rabu, 1 Agustus 2012, Tetiba ada seorang teman Palangkaraya yang bertegur sapa melalui situs jejaring sosial media, seketika itu saya teringat dengan para pejuang-pejuang muda palangkaraya, bagaimana kabar mereka? lolos seleksi atau tidak?, dan langsung saja saya tanyakan kepada teman saya ini. Seketika perasaan hati saya hari itu tak bisa diungkapkan dengan sepatah kata, bahkan kata-kata dari seorang Chairil Anwar sekalipun, sekitar 20 siswa lebih lolos seleksi ujian dan itu artinya mereka mampu, mampu mewujudkan mimpi mereka, mampu bertarung dengan keterbatasan yang dimiliki, dan pastinya mampu membanggakan orang tua. Selamat dan sukses kepada semua teman-teman palangkaraya, proud of  you all..... 

Minggu, 15 Juli 2012

Deal with this??

Tanpa Judul

Awalnya tak ku sangka akan seperti ini jadinya
Apalah daya jikalau hati yang sudah memutuskannya
Seorang manusia telah mabuk dalam balutan cinta asmara

Tak berdaya…
Hanya dapat memandanginya dari teleskop dunia maya
Jarang melihatnya…..
Namun terus ku pantau lantunan kata-katanya….
Tersirat  pribadi yang ramah apa adanya…
Teraniaya…
Teraniaya oleh anugerah cinta Sang Maha Kuasa
Sulit dipercaya..
Namun inilah realitanya…

Bukan ku tak berani tuk mengungkapkannya…
Sebuah jurang nan dalam lah menjadi pemisahnya..
Dengan usaha beriring doa, ku loncati jurang pemisah antara kita..
Sampai saatnya ku berhasil menerjang nya…
Akan ku sampaikan alunan cinta ini dengan amat sederhana…

Entah Berantah

Entah apa yang membuat ku memperhatikan paras indah mu

Entah apa yang membuat ku menebak-nebak isi fikiran mu

Entah apa yang membuat ku mendatangkan kau dalam heningnya lamunan rindu

Entah apa yang membuat ku senang jikalau kita bertemu

Entah apa yang membuat ku berkhayal kau dan aku bak raja dan ratu

Yahh.. cinta itu semu